Banyak memberi, tak harap kembali, bagaikan surya menerangi dunia.
Begitulah kutipan lyric lagu "Kasih Ibu" yang secara tepat
menggambarkan bagaimana kasih ibu kepada anak-anaknya. Wajar bila
kemuliaan seorang ibu dijunjung tinggi oleh hampir semua peradaban di
dunia. Bahkan Nabi Muhammad SAW bersabda, surga berada di telapak kaki
ibu.
Namun kehidupan yang bergegas dan
pragmatis, lambat laun mengikis penghargaan seseorang kepada ibunya.
Tidak jarang, demi pertimbangan praktis, seorang ibu yang tua renta
dititipkan anaknya ke Panti Jompo. Sang anak hanya sesekali menengoknya.
Padahal, tangan lembutnya dan belaian kasih sayangnya itu yang
membuatnya bisa tetap hidup sejak usia bayi hingga menginjak dewasa.
Ternyata
pula, tidak semua peradaban memuliakan ibunya. Contohnya di sebuah
tempat di Jepang. Konon sejak dulu kala sudah ada tradisi "durhaka"
tatkala seorang anak yang merasa direpotkan oleh ibunya yang tua renta
membuangnya ke hutan.
Di negeri Dai Nippon itu ada cerita rakyat
tentang Ubasuteyama yang berarti Gunung Pembuangan nenek. Cerita rakyat
itu berdasarkan legenda mengenai tradisi membuang anggota keluarga
berusia lanjut di gunung. Kisahnya mengenai anak laki-laki yang harus
membuang orang tuanya yang sudah lanjut usia di gunung dengan alasan
tradisi dan untuk mengurangi mulut yang harus diberi makan.
Legenda
nenek tua Yamamba berasal tradisi membuang nenek di gunung. Yamamba
dikisahkan suka memakan para pelancong setelah sebelumnya menyediakan
tempat menginap dan makanan. Ibu dari Sakata Kintoki dalam cerita rakyat
KintarÅ diceritakan sebagai yamamba berparas cantik.
Berikut ini
kisah seorang pemuda yang berniat membuang ibunya ke hutan, karena si
Ibu telah lumpuh dan agak pikun. Si pemuda tampak bergegas menyusuri
hutan sambil menggendong ibunya. Si Ibu yang kelihatan tak berdaya
berusaha menggapai setiap ranting pohon yang bisa diraihnya lalu
mematahkannya dan menaburkannya di sepanjang jalan yang mereka lalui.
Sesampai
di dalam hutan yang sangat lebat, si anak menurunkan sang Ibu dan
mengucapkan kata perpisahan sambil berusaha menahan sedih karena
ternyata dia tidak menyangka tega melakukan perbuatan ini terhadap
ibunya.
Justru si Ibu yang tampak tegar, dalam senyumnya dia
berkata “Anakku, Ibu sangat menyayangimu. Sejak kau kecil sampai dewasa
Ibu selalu merawatmu dengan segenap cintaku. Bahkan sampai hari ini rasa
sayangku tidak berkurang sedikitpun. Tadi Ibu sudah menandai sepanjang
jalan yang kita lalui dengan ranting-ranting kayu. Ibu takut kau
tersesat, ikutilah tanda itu agar kau selamat sampai di rumah…”
Setelah
mendengar kata-kata itu si anak menangis dengan sangat keras, kemudian
langsung memeluk ibunya dan kembali menggendongnya untuk membawa si Ibu
pulang ke rumah. Pemuda itu akhirnya merawat Ibu yang sangat
mengasihinya sampai Ibunya meninggal.
Sepenggal kisah itu cukup
menjelaskan, betapa cinta kasih ibu hanya memberi dan tak harap kembali,
bagaikan surya menerangi dunia. Oleh karenanya, kasihilah kedua orang
tuamu, terutama ibu, selagi beliau masih ada. Dan memang sangat masuk
akal apa yang diucapkan Nabi Muhammad, surga ada di telapak kaki ibu.
Maka bersimpuhlah kepadanya.
"sayangi ibumu kawan sebelum ibu tiada gak ada lagi yang canda , tawa , omelan , cerewet nya ibu mu"
I LOVE U MOM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar